Identitas Kolektif dalam Cerita Rakyat Bertema Kuliner ASEAN: Kajian Gastronomi Sastra


Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makanan menjadi representasi identitas, media trasmisi nilai sosial, dan nilai estetika melalui gastronomi. Gastronomi sastra adalah kajian tentang makanan, budaya, dan identitas digambarkan dalam karya sastra, yang pada gilirannya dapat mencerminkan dinamika sosial dan budaya suatu masyarakat. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Sumber data dalam penelitian ini yakni cerita bertema kuliner mewakili 3 Negara di ASEAN yakni Nasi Lemak untuk Raja dari Malaysia, Tumpeng untuk Nenek Sumirah dari Indonesia, dan Asal-usul Ambuyat dari Brunei Darussalam. Teknik pengumpulan data yakni simak dan catat. Teknik analisis data, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa makanan dalam narasi tersebut tidak hanya berfungsi sebagai asupan biologis, tetapi juga sebagai medium transmisi nilai-nilai budaya seperti rasa syukur, solidaritas, penghormatan terhadap leluhur, dan kerja sama komunal. Representasi makanan dalam cerita memperkuat identitas kolektif masyarakat, menjembatani hubungan antarindividu, antargenerasi, dan antara manusia dengan alam. Dengan demikian, makanan tradisional dalam cerita rakyat ASEAN menjadi refleksi jiwa budaya yang hidup dan dinamis, sekaligus sarana pelestarian identitas di tengah arus globalisasi.
Downloads
References
Ahmadi, A. (2011). Cerita Rakyat Pulau Raas dalam Konteks Psikoanalisis Carl G. Jung. Jurnal MDA, 24(2), 109-116.
Barthes, R. (1979). Toward a Psychology of Contemporary Food. Los Angeles: Semiotexte.
Berkes, F. (2018). Sacred Ecology (4th ed.). New York: Routledge.
Borghini, A., & Piras, N. (2020). Food and Foods: Toward a Definition. Rivista Italiana di Filosofia del Linguaggio, 384-392.
Bower, A. L. (2004). Recipes for Reading: Community Cookbooks, Stories, Histories. Massachusetts: University of Massachusetts Press.
Brillat-Savarin, J. A. (2009). The Physiology of Taste. London: Penguin Classics.
Calhoun, C. (1994). Social Theory and the Politics of Identity. Hoboken: Wiley Blackwell.
Castells, M. (2009). The Rise of The Network Society (2nd ed.). Hoboken: Wiley-Blackwell.
Counihan, C., & Van Esterik, P. (2017). Food and Culture: A Reader. New York: Routledge.
Douglas, M. (1975). Implicit Meanings: Essays in Anthropology. New York: Routledge & Kegan Paul.
Dundes, A. (2007). Meaning of Folklore: The Analytical Essays of Alan Dundes. Salt Lake City: Utah State University Press.
Durkheim, É. (1995). The Elementary Forms of Religious Life. New York: Free Press.
Fischler, C. (2022). Food, Self and Identity: Eating as a Cultural. Social Science Information, 27(2), 275-292.
Geertz, C. (2013). Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa. Depok: Penerbit Komunitas Bambu.
Hall, S. (1997). Representation: Cultural representations and signifying practices. New York: Sage & The Open University.
Kicza, J., & Horn, R. (2016). Resilient Cultures America’s Native Peoples Confront European Colonialization 1500-1800. New York: Routledge.
Kiptiyah, B. M. (2018). Gastro Kritik: Kajian Sastra Berwawasan Kuliner sebagai Wahana Pengenalan dan Pelestarian Kuliner Nusantara. Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XI tahun 2018. Jakarta, 28-31 Oktober 2018.
Kittler, P. G., & Kathryn, P. (2004). Food and culture (5th ed.). California: Wadsworth/Thomson Learning.
Korsmeyer, C. (1999). Making Sense of Taste: Food and Philosophy. New York: Cornell University Press.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2018). Analisis Data Kualitatif. Depok: Penerbit Universitas Indonesia Press.
Mintz, S. W., & Du Bois, C. M. (2002). The Anthropology of Food and Eating. Annual Review of Anthropology, 31(1), 99–119.
Monaco, G. L., & Bonetto, E. (2018). Social Representations and Culture in Food Studies. Food Research International, 115, 474-479.
Montanari, M. (2006). Food is Culture. New York: Columbia University Press.
Pamungkas, O. Y. (2021). Sastra Hijau: Pendidikan Lingkungan dalam Novel Klasik. Jurnal Kridatama Sains dan Teknologi, 3(2), 147-160.
Parasecoli, F. (2021). Gastronativism: Food, Identity, Politics. New York: Columbia University Press.
Peirce, C. S. (1986). Peirce on Signs: Writings on Semiotic (J. Hoopes, Ed.). North Carolina: University of North Carolina Press.
Polletta, F., & Jasper, J. M. (2001). Collective Identity and Social Movements. Annual Review of Sociology, 27(1), 283-305.
Pranoto, D. S. (2024). Menyelami Makna dan Filosofis Budaya Tumpeng sebagai Simbol Identitas Kearifan Lokal Bagi Masyarakat. Advances In Social Humanities Research, 2(3), 415-426.
Putri, D. M., Nursalim, N., Ananda, F., Zelvia, K. F., Ramadhini, N., & Wulan Gustina. (2024). Peran Motif Budaya dalam Cerita Rakyat Melayu dan Pengaruhnya Terhadap Identitas Kebudayaan Masyarakat. Jurnal BIMA: Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan Bahasa dan Satra, 2(3), 212-217.
Raji, M. N. A., Kamaruzaman, M. Y., Hussain, M. A., & Tarmizi, H. A. (2022). The Culinary Background of Malay Heritage Food in Malaysia: The Influence in Food Recipes. In International Symposium on Culture Heritage. Jakarta, 22 Oktober 2022.
Ratnaeni, N. D. (2021). Makna Tumpeng dalam Kehidupan Manusia Jawa. Akademi Tataboga Bandung.
Revel, J. F. (1982). Culture and Cuisine: A Journey through the History of Food. In Cooking, Eating, Thinking: Transformative Philosophies of Food. Bloomington: Indiana University Press.
Rusmaindra, A., Nulhakim, A. A., Zaman, B. F., & Khoerunnisa, R. (2025). Pemaknaan Nilai Gotong Royong dan Keberagaman Melalui Filosofi Nasi Tumpeng dalam Tradisi Selamatan Masyarakat Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai, 9(1), 1846–1852.
Shofia, R., & Aulia, W. (2023). Perancangan Perangkat Makan Bersama Bertolak dari Tradisi Bajamba Minangkabau Menggunakan Metode Ekstraksi Unsur Visual. Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi, 4(1), 21–33.
Suseno, F. M. (1984). Etika Jawa: Sebuah Analisa Filsafati tentang Kebijaksanaan Hidup Orang Jawa. Jakarta: PT. Gramedia.
Sutiyono. (1998). Tumpeng dan Gunungan: Makna Simbolik dalam Kebudayaan Masyarakat Jawa. Cakrawala Pendidikan, 2, 61-67.
Suyasa, I. M., & Darmurtika, L. A. (2023). Metamorfosis Gastronomi dalam Karya Sastra Kuliner. Jurnal Ilmiah Telaah, 8(2), 18-26.
Taylor, C. (1994). Multiculturalism: Examining the Politics of Recognition. New Jersey: Princeton University Press.
Tham, A., & Chin, W. L. (2024). Food, Glorious Food! The Intersection of Food Cultures and Creative Tourism in Brunei. Southeast Asia: A Multidisciplinary Journal, 24(2), 121–133.
Wachidah, L. R., Sudikan, S. Y., Darni, & Ahmadi, A. (2025). Makanan sebagai Representasi Tradisi Sosial dan Budaya: Kajian Gastrosemiotik dalam Cerita Rakyat Kuliner. Entita: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial, 555-578.
Wachidah, L. R., Suwignyo, H., & Widiati, N. (2017). Potensi Karakter Tokoh dalam Cerita Rakyat sebagai Bahan Bacaan Literasi Moral. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(7), 894—901.
Zahari, M. S. M., Salleh, H. M., Sharif, M. S. M., Noor, N., & Ishak, N. (2013). Malay Traditional Food Knowledge and Young Generation Practices. 5(4), 14-24.
Zed, M. (2003). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Copyright (c) 2025 GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Ghancaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia uses an Open Access Policy under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Authors publishing in this journal agree to the following terms:
- Ghancaran Journal holds the copyright and grants the journal rights for first publication with the work simultaneously licensed under a
The work is distributed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License which allows others to share, copy, and redistribute the material in any media or format and adapt, remix, change, and develop the material even for commercial purposes, as long as it is stated credit and license derivative works under similar terms. - Authors may make additional contractual arrangements for non-exclusive distribution of the journal's published work version.
- Authors are permitted to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their websites) before and during submission, as doing so may lead to productive exchange.