Etic and Emic Perspectives on the Notopē Lolos Post-Marriage Tradition in Madura
Abstract views: 36
,
PDF downloads: 23
Abstract
Tradisi Notopē Lolos berfungsi sebagai mekanisme vital dalam merawat keharmonisan, membangun legitimasi sosial, dan memperkuat identitas budaya pada Masyarakat Madura. Bahkan tradisi ini tidak hanya sebagai sebuah ritus, melainkan sebagai struktur simbolik dan sosial yang kaya akan pesan dan nilai. Dengan demikian, pendekatan emik dan etik menjadi instrumen penting dalam menjelaskan secara mendalam dan kontekstual bagaimana suatu kebudayaan dimaknai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris dengan pendekatan antropologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang studi budaya notopē lolos pasca pernikahan di Madura, nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi notopē lolos di Madura, dan implikasi tradisi notopē lolos terhadap keharmonisan keluarga di Madura. Adapun hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa pendekatan ganda antara emik dan etik dalam kerangka antropologi, penelitian ini menyajikan pemahaman komprehensif terhadap tradisi Notopē Lolos sebagai institusi sosial yang berperan penting dalam struktur kekerabatan masyarakat Madura. Kearifan lokal yang termanifestasi dalam tradisi ini bukan hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga menjaga stabilitas sosial dan keselarasan hubungan antarindividu serta keluarga dalam masyarakat. Tradisi Notopē Lolos memiliki kontribusi yang signifikan terhadap keharmonisan keluarga di Madura, terutama ketika dipahami dan dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai yang mendasarinya. Oleh karena itu, Notopē Lolos tidak hanya bertahan sebagai warisan budaya, tetapi juga menjadi instrumen sosial yang berdaya guna dalam menjaga harmoni keluarga.
Downloads
References
Bahardur, Iswadi. “Kearifan Lokal Budaya Minangkabau Dalam Seni Pertunjukkan Tradisional Randai.” JENTERA: Jurnal Kajian Sastra 7, no. 2 (2018): 145. https://doi.org/10.26499/jentera.v7i2.932.
Efendi, Jonaedi, and Johnny Ibrahim. Metode Penelitian Hukum: Normatif Dan Empiris. Jakarta: Prenada Media Group, 2018.
Hadikusuma, Hilman. Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan Hukum AdatHukum Agama. Bandung: CV Mandar Maju, 1990.
Harahap, Hasballah Thaib dan Marahalim. Hukum Keluarga Dalam Syariat Islam. Cairo: Universitas Al-Azhar, 2010.
Haryoko, Sapto, Bahartiar, and Fajar Arwadi. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Konsep,Teknik, & Prosedur Analisis). Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makasar, 2020.
Holis, Khoirul, and Atik Silvia. “Relasi Agama Dan Kearifan Lokal Dalam Tradisi Ter-Ater Di Pamekasan, Indonesia.” Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan 19, no. 1 (2024): 35–52. https://doi.org/10.37680/adabiya.v19i1.3702.
Ilhami, Muhammad Wahyu, Wiyanda Vera Nurfajriani, Arivan Mahendra, Rusdy Abdullah Sirodj, and Win Afgani. “Penerapan Metode Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif.” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 10, no. 9 (2024): 462–69. https://doi.org/10.5281/zenodo.11180129.
Jannah, Syaifatul. “Nilai Moral Dalam Tradisi Asapoan Sebagai Potret Kerukunan Masyarakat.” Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial 7, no. 1 (2023): 103–12. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.24607.
Ludfi, Ludfi. “Cultural Dynamics: Pangadâ’ in the Bhâkalan and Nyeddèk Kabhin Process in Madura ’Urf Perspective.” Indonesian Journal of Islamic Law 5, no. 2 (2024): 18–41. https://doi.org/10.35719/ijil.v5i1.1944.
Majid, Ach. Nurholis, Zubairi Muzakki, and Izzat Amini. “Harmonisasi Sosial Berbasis Kearifan Lokal Islami Dalam Masyarakat Tanèan Lanjâng Madura.” Jurnal Asy-Syukriyyah 23, no. 2 (2022): 177–94. https://doi.org/10.36769/asy.v23i2.264.
Mardhatillah, Masyithah. “Perempuan Madura Sebagai Simbol Prestise Dan Pelaku Tradisi Perjodohan.” Musãwa Jurnal Studi Gender Dan Islam 13, no. 2 (2014): 167. https://doi.org/10.14421/musawa.2014.132.167-178.
Miswoni, Anis. “Stereotip Kesetaraan Gender Terhadap Budaya Pernikahan Dini Pada Masyarakat Madura.” Jurnal Pamator 9, no. 1 (2016): 15–18. https://doi.org/https://doi.org/10.21107/pamator.v9i1.3364.
Mu’in, Abdul, and Mohammad Hefni. “Tradisi Ngabulâ Di Madura (Sebuah Upaya Membentuk Keluarga Sakinah Bagi Pasangan Muda).” KARSA: Jurnal Sosial Dan Budaya Keislaman 24, no. 1 (2016): 109. https://doi.org/10.19105/karsa.v24i1.999.
Nurhadi, Nurhadi. “Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Pernikahan (Perkawinan) Di Tinjau Dari Maqashid Syariah.” UIR Law Review 2, no. 2 (2018): 414. https://doi.org/10.25299/uirlrev.2018.vol2(02).1841.
Santoso. “Hakekat Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan, Hukum Islam Dan Hukum Adat.” Jurnal YUDISIA 7, no. 2 (2016): 412. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21043/yudisia.v7i2.2162.
Soemiyati. Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-Undang. Yogyakarta: Liberty, 1982.
Sugara, Hendry, and Teguh Iman Perdana. “Nilai Moral Dan Sosial Tradisi Pamali Di Kampung Adat Kuta Sebagai Pendidikan Karakter.” Edukasi: Jurnal Pendidikan 19, no. 1 (2021): 1. https://doi.org/10.31571/edukasi.v19i1.2331.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013.
Suhaim, Agustri Purwandi, and Akhmad Farid Mawardi Sufyan. “Binsabin Dan Tongngebban as Madurese Local Wisdom: An Anthropology of Islamic Law Analyses.” Al-Ihkam: Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial 16, no. 1 (2021): 161–79. https://doi.org/10.19105/AL-LHKAM.V16I1.3861.
Susantin, Jamiliya, and Syamsul Rijal. “Tradisi Bhen-Ghiben Pada Perkawinan Adat Madura; Studi Kasus Di Kabupaten Sumenep-Madura.” KABILAH : Journal of Social Community 5, no. 2 (2021): 49–57. https://doi.org/10.35127/kbl.v5i2.4142.
———. “Tradisi Bhen-Ghiben Pada Perkawinan Adat Madura (Studi Kasus Di Kabupaten Sumenep-Madura).” Jurnal Tambora 5, no. 1 (2021): 94–99. https://doi.org/10.36761/jt.v5i1.1006.
Wiediharto, Valencia Tamara, I Nyoman Ruja, and Agus Purnomo. “Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tradisi Suran.” Diakronika 20, no. 1 (2020): 13. https://doi.org/10.24036/diakronika/vol20-iss1/122.
Copyright (c) 2025 Al-Manhaj: Journal of Indonesian Islamic Family Law

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.











